Posts

Showing posts with the label PUISI

Suaramu dikepalaku

Berandai-andai.. Mengira-ngira... Menerka.. Aku selalu terjebak dalam hal-hal yang tidak bisa aku jangkau. Terjebak pada keadaan yang tidak mungkin aku lakukan. Termasuk menyapa. Lima tahun berjalan dengan banyak takdir. Dia tidak ada disana. Tidak menjadi salah satunya. Dan aku mengerti. Memahami setiap nasib diri. Pesan itu masuk setelah tahun tahun berjalan... setelah hilang datang. Entah kenapa suara itu akan terdengar lagi. Malam mengabulkan rindu yang sering datang. Suaramu tepat disaku bantalku. Aku simpan panggilan itu disebelahku. Terimakasih karena memberikan aku ruang untuk tak lagi sekedar berandai. Ini tulisanku, setelah kau sadarkan bahwa sudah lama aku tak menulis disini. Jadilah manusia bahagia, dengan badan sehat meski dengan siapa saja. Aku tentu tak mengapa. Aku bahkan turut bahagia.

Senja dan Kelabu

Image
Kau masih ingat aku? Ini aku, kelabu yang pernah kau rindu Masih perempuan yang dulu Menunggu dengan lugu ….. Apa kabar kau disana Kau pasti sedang baik baik saja Masihkah ingat sepotong senja? Yang dulu pernah ada kita Aku masih mencarinya Mungkinkah pulangmu tak lagi ada? Aku masih menyimpan rekam tawamu? Saat kau mengusap rambutku Bernyanyi menghiburku Dan leluconmu meski tak begitu lucu Hehe Kau selalu dengan usahamu …. Ya.. Kali ini bergilah.. Aku bukan menyerah Aku sedang menaruh asa Mencoba percaya bahwa kau masih ada Pulanglah.. Kita nikmati sore bersama Menatap deru ombak menyambut senja Menghias tawa ditengah cerita PUISI ini baru saja aku tuang dalam bentuk video puisi musik di channel youtubeku Silahkan mampir jika berkenan LINK : https://youtu.be/7Hxw-ZVeEy4

Hujan Desember

memaksa raga menyulam kelam melukai hati ditengah rintik  hujan ya, aku tidak pernah tahu batas kemampuan juga tak menyangka sampai disini lelahku bertahan Mungkin tidak ada yang tahu bagiamana dialogku dengan Tuhan membujuknya menyembuhkan ini dengan lapang barangkali ada jalan tanpa perpisahan sungguh lirih kisah tak termaafkan Adakah yang lebih indah dari penyatuan? Tentu pernah ada Dimana kita dulu saat bersama masih sejalan pertengkaran hanya sebuah luapan candaan tangis sekedar haru saling membanggakan Kini? Hujan desember menjadi kelemahan Jatuh tak termaafkan Pergi dan tak lagi pulang

Guruku

Ramah sapa hatimu Pagiku menemui langkah kakimu Wajah selalu tak ada keluh Mengajarkan semua disiplin ilmu Sosokmu menjadi inspirasi Mengenalkan mimpi hingga  semangat tinggi Tak akan terlupa semua jasamu saat ini Selalu menjadi motivasi diri Wahai guru takkan mampu kubalas jasamu Nasihat baik hingga sedikit menggerutu Semua demi kebaikan anak didikmu Sungguh kukagum dengan  pengabdianmu Wahai guruku.. Terimakasih atas baktimu... Setiap ilmu dan pengetahuan baru.. Menjadi bekal menggapai citacitaku..

Memeluk Sendu

Image
Sedang apa dirimu sayang? Sepiku menyelinap disudut ruang Entah kemana perginya tenang Tak lagi indah dalam genggaman Dimana dirimu rindu? Aku dibawah awan kelabu Memeluk luka yang dirundung pilu Pagiku mulai sendu Ku menatap mendung Mungkin tak sebaik yang ku sanjung Kemana perginya mimpi Belum ku sentuh sudah menepi Benarlah, kau tak seperti dulu lagi Kau ingin mengubur janji. Selamat tinggal, kau yang kukira untuk selamanya.

Puisi Untuk Rindu

Image
Mataku pejam mengenang Masa kecil penuh kasih sayang Kau hadir disetiap senang juga deraian Aku bahagia ditengah keramaian Mataku buka menerima Kini semua tinggalah cerita Aku terhempas oleh duka Engkau pergi untuk selamanya Dulu engkau ada tak pernah ku mengira Ini sakit tiada tara Pergimu penyebab bahagia tak sempurna Engkau tak mengantarku hingga tumbuh dewasa Ma, kini aku sudah mengerti setengah arti hidup ini Tangis, duka hingga sepi Kerja keras hingga mimpi Semua menjadi langkah penuh arti Andai kau ada disini Kadang tak kuat kujalani beberapa cobaan dari Tuhan Tapi kuyakin kau melihatku dari sana harus bertahan Cita-citaku menjadi bagian dari masa depan Demi senyummu aku tak ingin mengecewakan Ma, kadang ku ingin kau memangku senduku Kadang kujatuh tanpa tuju Setiap hari harusku pasang wajah tanpa ragu Walau sebenarnya aku sedang di rundung pilu Semoga hari ini menjadi pelepas penatku Harimu kurayakan dengan cerit

Pria dalam tulisan

Image
Jiwa menangis, hati meronta dan jatuhmu menjadi lelucon bagi yang lainnya Sungguh besar hatimu menerima Kau pupuk rasamu sejak pertama tumbuh, kau simpan ia dalam ruang paling damai yang kau punya Betapa bahagia engkau.. Janji wanitamu pupus ditengah jalan Menari bahagia didepanmu bersama jemari lain Kau saksikan ia dengan segala cerita cintanya Kau menjerit penuh sakit.. Senyumnya kini menjadi pengalun sendu Kau diminta nya berlalu.. Akhir waktu menjadi hari hari penuh cambuk Dia semakin menjatuhkanmu Memegang asa bersama yang baru Kau diminta nya berlalu.. Kenapa masih kau diamkan? Tanyakan padanya "candaan apa ini?" Kenapa kau biarkan? Dia meninggalkanmu tanpa santun Tulusmu berbayar tajam belati Mati suri Lupa dia akan kasih Pernah rela menanti tanpa janji Tega dia pergi Mencampakanmu tanpa arti

Irama Rindu

Detak jarum jam berirama indah Jarak mengalunkan tangis bukti sepi Raga terbelah pulau pun memisah Tapi hati kian bersulam pelangi Betapapun kilat berdentum dilangit Potret diri menjadi penenang nya Ketika aku api seketika kau menjelma bak hujan Kita melengkapi Berbaliklah.. Aku ada dibalik pelangi Meski hujan berkali-kali turun, aku tak akan tertutup awan kelabu Aku merindukan bulan yang beriringan diatas kepalamu Pada embun yg kau ciptakan dipagiku Pada selimut yg kau hangatkan dimalamku Juga pada hati yg pernah kau percayakan padaku

Dua Hari Lalu

Seperti manusia baru aku mencandu tatapmu setiap kali kita bertemu Beradu senyum setiap kali saling tertangkap mencuri pandang Aku tak pandai mengungkap sayang Kubiarkan semua terbang tanpa diperhitungkan Bukankah lebih baik begini? Aku tak ingin perpisahan, maka tak kuaminkan penyatuan Kita akan teruskan waktu untuk tertawa bersama Bersandar ditembok yang sama sambil bercerita banyak hal Mengayuh roda dengan tujuan yang sama Tiba-tiba saja aku termakan rindu Kau didepanku dengan tatapan yg berbeda Ada yg lain dibola matamu Wajah ceria yg biasanya menghiburku dengan segala kekonyolan, seakan melayu Kurasa kesenduan mendalam Wahai kamu, Bicara padaku Jika ada keluhmu tentangku bisakah kau utarakan? Aku rindu pada kita Pada tingkah-tingkah gilamu Pada semua kebersamaan kita Semoga saja kau pahami isi hati yg belum mampu kau telusuri

Air

Lihatlah air yang jatuh kebumi Banyak orang menikmati dan mensyukuri Ada yang bahkan menunggu berhari-hari Mencari setengah mati sumber air bersih Lihatlah mereka yang kesusahan, kekurangan dan kehausan Lihat pula yang menghabiskan nya tanpa berpikir panjang Menggunakan secara berlebihan bahkan membiarkan  bertumpahan Sungguh angkuh bukan kepalang Ada harap yang besar dari mereka yang kekeringan Betapa tak bersyukurnya mereka yang  kecukupan Jika tertutup mata air dan terkuras lautan barulah terketuk pintu pikiran bahwa hujan tak patut dikeluhkan meski dalam kesibukan

Cerita hati

Sudut waktu kali ini aku berharap tak meneteskan apapun dipipiku Bahkan aku lelah harus mengingatmu kembali dan lagi Tersiksa rindu dan waktu Kenapa kau begitu dalam menguasai tiap isi dalam anganku Kenapa begitu sulit kau kuhempas dari ingatanku Kenapa kau ada dan tiada dengan sengaja Sesekali kubuka lembar kata yg pernah kudengar Terulang dengan manisnya dimemori berkasih Apalah daya semua telah berlalu Sisa lelahku hanya satu Menyaksikanmu menggenggam jemari lain penuh kedamaian Menahan pilu sambil menunggu pagi bersama cahayanya yang indah

Tamu hati

Andai hati mampu berucap Ada gejolak yang tak mampu kuredam Lautan kasih yang berombak menggerus hampa Lisan yang menjadi lirih oleh hadir yang tak diduga Semua terang menjadi teman Cahaya malam tak pernah berpaling Sapaan ufuk timur merias rasa Tetaplah disini ketika embun menelisik jantung Jangan biarkan senja melepas jemarimu Bawa aku bersujud didepan sang pemilik cinta Yang telah sempurna menyatukan jiwa yang berbeda Sarinah Tarakan, 2013

AYAH

Tak terasa detik demi detik berlalu  Tubuhmu sudah semakin renta Suaramu sudah semakin sendu Namun semangatmu tak pernah pudar  Ayah, Engkaulah sosok penuh kasih itu Kau bimbing aku hingga saat ini Tak perduli lelahmu demi masa depanku Tak perduli peluhmu demi cita-citaku Ayah, apapun yang aku lakukan takkan mampu menggantikan pengorbananmu Tapi satu janjiku Akan kubawa pulang toga kebanggaan itu kepangkuanmu Hingga kudapatkan senyum kebahagiaan itu diwajah senjamu Sarinah Tarakan, 2012