Posts

Showing posts with the label CERPEN

Pelangi Setelah Hujan

Hujan selalu menitipkan cerita lewat rintikannya. Begitupun malam, juga pada setiap sudut ruang yang pernah kita jalani bersama. Benar kata hatiku dulu, akan sulit menerima keadaan hari-hari kedepan. Dengan banyaknya kenangan dan hal-hal manis yang kita rangkai  berdua. Aku pikir setelah perpisahan hari itu kita tak akan menyatu lagi, ternyata Tuhan menggoreskan tinta lain dalam lembaran yang akan kita lanjutkan. Kuhabiskan banyak waktu menyibukkan diri, tak kubiarkan ada waktu kosong yang membuatku mengingatmu lama dan menitikkan kesedihan. Hal itu memang yang dulu sering terjadi ketika kita terpisah. Sejak bersama kita sering ditaklukan ego, kau dengan cara hidupmu dan aku dengan cara berpikirku. Kau dan aku sering kehabisan cara menyelesaikan pertengkaran, sampai akhirnya tak sekali dua kali kata pisah jadi luapan emosi yang kemudian disesalkan. Jarak pun menjadi semakin susah untuk dimaklumi sebagai alasan mengapa kita harus lebih mendingin. Menyelesaikan semuanya dengan hati b

Jalan Pulang

“Sa’ dvd  lo nih ketinggalan” Sedikit teriak “Oh iya, thanks” berbalik sambil tersenyum kalut Risa adalah seorang gadis yang  sangat terkenal, yes!!! Terkenal dengan dunianya sendiri, asli penyendiri dan susah bergaul dengan siapapun (tidak autis) Dirumah pun dia paling suka berkurung dikamar, bicara seadanya dan paling sulit bertatap muka dengan siapapun lawan bicaranya, kecuali Ayahnya. Semenjak ibunya meninggal memang hanya Ayahnya yang paling bersahabat dengannya, teman yang satu-satunya dia mau ajak bertukar pikiran, dan suara yang masih mau dia dengar ketika pelik airmata mengusik kenangan tentang ibunya. “Risa mau ikut ibuuuuuu” sambil memegang kaki yang mendingin dan kaku “Kalau risa pergi juga Ayah sama siapa?” Ayah mengingat kembali saat-saat terpukul keluarganya setelah kehilangan istrinya terlebih risa yang sangat manja sebagai anak tunggal dari kedua orang tuanya terlebih kepada ibunya. Semenjak saat itu risa menjadi susah berkomunikasi pada siapaun, lebih

Bukan Orang Kedua

Belum kutemukan sapaan mentari pagi. Cahayanya pun masih setengah malu-malu menampakkan diri. Ku raih handpohone yang sejak kemarin sore ku abaikan. Sejak kudapati untuk kesekian kali dia dan wanita itu memamerkan kemesraannya dimedia social. Sakit! Karena aku  juga kekasihnya. “Tuhan, beri aku hati lebih kuat dari yang Engkau  kira” Batinku Aku tak begitu mengharapkan menjadi satu-satunya. Tidak begitu baik dipilih untuk meninggalkan orang lain . Aku sudah biasa. Message : “20 menit lagi aku kabari. I love you” Aku lebih memilih tidak membalasnya, lebih baik menunggu 20 menit lagi daripada membuat wanita itu meradang  jika melihat  pesan  singkatku. Entah siapa yang utama atau siapa yang diduakan.  kurasa dia mendapat ruang tamu yang lebih teduh dihati orang yang sama-sama kami cintai itu. Sudah hampir 22 bulan aku menjadi kekasihnya. Lebih tepatnya menjadi kekasih selundupan. Jika kuingat lagi, masih terasa sakit saat pertama kutahu kalau aku bukan satu-satunya yang men