terbit buku baru nih, yuk borong!



13 April 2019. Saya masih ingat sekali waktu pertama kali mendapatkan email dari penerbit bahwa buku saya siap open PO juga siap cetak. Kali pertama dalam hidup saya merasakan frekuensi berbeda saat merasakan bahagia. Bahagia saat sedang ulang tahun atau puasa full sebulan saat di bangku sekolah dasar itu berbeda dengan bahagia melihat sebuah karya lahir dari tangan sendiri. Rasanya penuh haru dan syukur.

Dari Digital Untuk Milenial saat itu terbit pada bulan maret, kemudian menyusul pada bulan mei Makna Kata juga lahir.
Betapa senangnya saya bisa menyisihkan gaji untuk memberi jalan tulisan-tulisan saya bisa terbit melalui sebuah percetakan dan penerbit buku. Kala itu saya tidak menyangka ada di posisi itu.

Saya biasanya hanya melihat di rak rak toko buku seperti gramedia. Saya banyak mengagumi cover buku para penulis yang keren-keren. Saya terpukau melihat tulisan-tulisan bagus dalam buku-buku best seller yang menarik untuk saya beli. Saya menaruh banyak bangga pada buku-buku yang ada disana sambil berkata "semoga suatu saat aku bisa punya buku begini"

Allah mendengarkan..
Allah mengijinkan..

Kenapa sekaligus terbit 2 buku berdekatan?





Sejak sekolah saya sering sekali menulis puisi-puisi di buku diary. saya juga beberapa kali pernah memberanikan diri mengikuti lomba mengarang walau tidak menang. Saya senang menulis.

Sejak kuliah dan sering mengoperasikan komputer, khususnya laptop. Saya menjadi sering menuangkan isi kepala melalui keyboard. Kumpulan-kumpulan esai saat mengikuti event, artikel, puisi bahkan cerpen cukup banyak dalam folder. Sejak saya mengenal penerbit indie barulah saya terpikir untuk mengirimkan beberapa kumpulan naskah saya ke salah satu penerbit.

Saya menunggu pengerjaan  naskah hingga siap cetak hampir 2-4 bulan.

Harap-harap cemas bahwa tulisan saya terlalu cetek. Tapi saya harus percaya pada karya saya sendiri.

"Tidak harus dipasarkan secara luas. kalau ada teman yang mau beli ya Alhamdulillah"

Saat itu hanya itu yang saya pikirkan. Saya hanya ingin melihat tulisan saya hadir dalam bentuk buku secara fisik. Tidak akan saya paksakan untuk laris dipasaran.

Ternyata saat rilis cukup banyak teman-teman di media sosial mengapresiasi karya saya. Banyak yang beli. Walau saat atasan di project mau beli saya masih kurang PD untuk memberi. Rasanya masih malu.

Setahun sudah berlalu.
Selama kurun waktu itu saya mencoba melatih diri saya kembali dalam menulis. Mencoba menggali ciri khas tulisan saya. Mencari konsep bagus untuk sebuah buku yang menarik bagi pembaca. Mengumpulkan beberapa pengalaman yang pernah saya tempuh selama berkutat dalam dunia literasi.

Jadilah Literasa yang akan terbit menjadi buku ke-3 saya.



Sekali lagi, Allah begitu baik.
Allah mengizinkan...

Buku ke-3 ini saya rekomendasikan bagi pembaca umum, khsusunya pelajar, mahasiswa, calon guru, guru, calon orang tua, orang tua, juga kaum milenial anak-anak muda. Isinya kompleks. Meliputi seluruh emosi yang ada pada manusia.

Semoga buku ini bisa menjadi teman baca bagi siapapun yang sedang #dirumahaja menghadapi pandemi. Bisa menjadi pelipur lara dan peneman rasa bosan.

Sebagai penulis muda yang datang dari provinsi muda, saya percaya bahwa banyak sekali dari kita yang masih suka membaca. Semoga literasa bisa diterima oleh teman-teman pembaca.

Bismillah... LITERASA siap untuk teman-teman pesan mulai 1 mei 2020 besok.

KUY PESAN! :) 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ingin mengenal PMII ? Simak Fakta Menarik Berikut Ini

Suka Nongkrong? 7 Tempat Hits Ini Bisa Jadi Referensi Kamu

6 Selebgram Ini Jadi Idola Pengguna Instagram Masa Kini, Yuk Intip Kisahnya!