Menghadapi Pandemi

Sebagai makhluk sosial, pada hakikatnya manusia adalah pelaku interaksi paling besar berperan dalam kehidupan di bumi. Segala aktifitas tidak pernah berhenti setiap perputaran waktu dalam 24 jam. Baik interaksi pada aktifitas ekonomi, sosial, budaya sampai aktifitas keagamaan. Semua meliputi kegiatan rutin maupun tidak rutin.

Dengan adanya pandemi wabah covid-19 yang muncul di Indonesia maret lalu, menjadi sebuah determinasi dalam segala aspek kehidupan sehari-hari. Eksistensi pasar menjadi lemah, daya jual beli menjadi menyusut, segala kegiatan hiburan ditutup,  pun aktifitas keagamaan harus dilakukan di rumah.

Kampanye dirumah aja menjadi trend yang harus disosialisasikan semua penjuru dunia, tanpa terkecuali public figur yang notabene terbiasa dengan hegemoni pesta dan kegiatan hedonisme diluar rumah. Kegiatan sosial untuk saling membantu sesama juga semakin gencar dilakukan seluruh organisasi, komunitas, lembaga sampai para pseohor seperti selebgram hinggat artis papan atas. Hal ini tentu sangat berpengaruh besar bagi mereka yang aktifitas ekonominya terancam selama pandemi. Para pelaku ojek online, pengusaha warung makan kecil, hingga pedagang kaki lima di pinggiran jalan. Mereka tidak luput dari ancaman kelaparan selama virus ini masuk di Indonesia. Juga yang tak kalah terancam adalah mereka pekerja pabrik-pabrik dan CV yang nyaris di PHK karena imbas menurunnya omset.

Jika melihat data dari sumber www.covid19.go.id saat ini akumulasi kasus positif covid-19 di Indonesia terus mengalami lonjakan naik, meskipun jumlah kesembuhan juga terus bertambah banyak dibandingkan kasus kematian. Disamping data-data ini Pemerintah terus melakukan upaya dalam melawan covid-19 ini, salah satunya dengan membentuk Tim Satgas Khusus Covid-19. Beberapa daerah bahkan telah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diharapkan mampu mempercepat penanggulangan sekaligus menutup akses penyebaran virus agar tidak semakin meluas. Hal ini termaktub dalam (PP) Nomor 21 tahun 2020 tentang PSBB dalam rangka percepatan penanganan coronavirus disease (covid-19) pada 31 maret 2020 lalu.

Beberapa daerah menganggap hal ini adalah keputusan baik dan tepat. Namun ada juga beberapa tanggapan bahwa hal ini semakin mempersulit masyarakat kecil untuk mencari sumber pangan mereka. Contohnya saja di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, terhitung tanggal 26 April 2020 kemarin baru saja menjalankan PSBB tersebut, yang dimana segala aktitas transportasi laut, transportasi udara dilakukan penutupan. Boat dan pesawat tidak lagi beroperasi datang dan keberangkatan, kecuali aktiftas transportasi oleh tim satuan kemanan seperti TNI/Polri/Dokter dan transportasi khusus keperluan medis.

Keputusan PSBB ini dibuat dengan harapan pemerintah setempat mampu memberikan bantuan pangan (sembako) bagi keluarga yang terancam penghasilannya selama pandemi. Hal inilah yang terus dipertanyaakan dan dituntut beberapa warga di media sosial. Selain pembatasan pergerakan orang dan moda transportasi laut, PSBB juga menegaskan pembatasan kegiatan sosial budaya, kegiatan di tempat/fasilitas umum, kegiatan dirumah ibadah, juga aktivitas bekerja di kantor. Tentu hal ini sangat diharapkan mampu menekan jumlah penyebaran covid-19.




Dalam menjalani social distancing,  physical distancing  hingga karantina mandiri tentu manusia sebagai makhluk sosial akan merasakan kebosanan. Bahkan tidak jarang merasa terkekang hingga drop dan stres. Kita perlu menjaga mental kita untuk tetap sehat dengan berpikir positif dan melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat walaupun didalam rumah. Menghibur diri, menenangkan diri, jika perlu mencari produktifitas yang dapat meningkatkan knowledge dan keahlian.

Kita perlu menyadari bahwa hal ini tidak kita rasakan sendiri. Semua orang melakukan hal yang sama yaitu tetap dirumah saja. Kita bisa belajar memasak, membuat cemilan, menonton drama, berolahraga (senam, yoga, meditasi, zumba), pun kita bisa mengisi waktu dengan membaca buku dan mengikuti diskusi online via zoom dan live instagram. Banyak sekali komnitas yang membuat conference secara online. Ini bisa menambah relasi dan pengetahuan baru.

Berbicara tentang diskusi online, Komunitas One Person One Book (OPOB) dalam minggu ini aktif mengisi program diskusi/bincang-bimcang secara online via zoom. Jika kamu tertarik mengisi waktu dengan itu kamu bisa follow instagram onepersononebook untuk intip jadwa pertemuannya.

Dalam kondisi saat ini kita memang perlu untuk saling menguatkan satu sama lain. Menanyakan kabar teman, memberi semangat pada orang yang kita ketahui mengalami kejenuhan, juga memberi bantuan dengan berbagi sedikit rezeki. Hal-hal kecil seperti ini bisa membuat pikiran kita justru menjadi ikut sehat dan bahagia.


Comments

Popular posts from this blog

Ingin mengenal PMII ? Simak Fakta Menarik Berikut Ini

Suka Nongkrong? 7 Tempat Hits Ini Bisa Jadi Referensi Kamu

6 Selebgram Ini Jadi Idola Pengguna Instagram Masa Kini, Yuk Intip Kisahnya!