Cerita Media Sosial

Berbicara media sosial udah kita gak awam lagi. Sekarang rasanya dunia dalam genggaman. Mau tahu informasi diujung negara yang kalau naik pesawat 15 jam, lewat media sosial bisa kita ketahui hanya dalam hitungan detik. Itu hebatnya media sosial.

Aku beberapa lalu sempat buat status di facebook, kira-kira bunyinya gini “sosmed harusnya membuat seseorang semakin cerdas mendapatkan beragam informasi, bukan sebaliknya”
Yap!Aku belakangan ini makin gerah dengan isi berbagai platform medsos. Facebook, twitter dan Instagram berisi banyak cacian, makian, ujaran kebencian bahkan berita-berita yang sifatnya memprovoskasi.



Aku tidak tahu, sejak kapan dan jam berapa dimulainya hal-hl seperti ini di media sosial. Satu yang pasti ini sanggat berjamur dan mengganggu.
Banyak sekali, orang-orang awam yang ikut-ikutan mengambil peran berpihak pada berita-berita bohong dimedsos.
Aku hanya takut kalau hal seperti ini dimedsos kita terima mentah-mentah tanpa memfilter dan mencari kebenaran, kita bisa saja mengikuti arus negative media sosial. Sekalipun informasi yang kita  lihat di media sosial itu kita anggap benar, kita juga tidak boleh gegabah menyebar sesuatu sesuka hati kita, apalagi kalau yang kita bagikan bisa menciptakan banyak praduga bahkan perkelahian dimedsos.
Sekarang juga,orang-orang semakin mudah membagikan/ share tulisan-tulisan di facebook tanpa memikirkan dan membaca sampai habis, tanpa memikirkan apa yang mereka share, apa dampaknya, apa manfaatnya. Share sesuatu hanya agar dianggap up to date.

Terlalu banyak konten tidak mendidik dimedsos. Itu yang akulihat juga salah satunya.
Kita harus sadar kalau kedamaian dinegeri kita ini ditangan  kita sendiri. Kita yang akan melanjutkan nilai persatuan yang kita punya untuk anak cucu kita kelak. Kalau kita menjadi figur lemah yang gampang mengikuti arus, entah akan jadi apa hunian kita saat ini.
Pun yang membuat aku semakin sedih saat ini adalah, apa-apa yang tiap ada oknum atau individu melakukan sesuatu yang salah sesuatu dikait-kaitkan dengan ras. Dikaitkan dengan sukunya, bahkan agamanya. Ini hal paling membuatku begah belakangan ini.

Sejak kapan sih kita berbeda? Sejak kapan agama menjadi penyekat antar suku bangsa?
Sekalipun ada seseorang yang salah,terutama dimedia sosial, sudah ada UU ITE dimana bisa dituntut secara hukum. Tidak perlu kita memanaskan keadaan dengan membawa-bawa sukunya atau apa agamanya. Itu sungguh tidak perlu.
Saat ini juga banyak beberapa oknum menjadikan UU ITE ini untuk mendukung tabiat-tabiat pemarah dan penyulut emosi di media sosial,  merasa dihina disinggung langsung main lapor.

Contoh kasus ;

Aku pernh liat divideo (lihat bukan share) di facebook, dimana ada seorang anak yang digampar, ditonjol karena dianggap menghina habib riziek (katanya) dan beberapa orang ini ingin menuntut anak ini. Sungguh tidaklah perlu sampai menggampar dan menonjol seperti main hakim sendiri terhadap anak yang masih dibawah umur. Sekalipun dia salah, ada cara baik bahkan lembut untuk menasehati anak-anak yang bahkan lebih mudah bagi mereka menerima kritikan.

Satu lagi ada contoh kasus media sosial yang digunakan untuk share sesuatu tanpa menelaah terlebih dahulu. Kalian ingat seorang ibu yang memosting foto 2 pria yang dia katakanmemamerkan kemesraan seperti gay diatas motor? Meski pria itu berkata “he is my brother” si ibu tersebut tetap memosting foto mereka dengan caption judgement. Setelah aku baca di hipwee tulisan dari salah seorang dosen, ternyata 2 pria itu benar saudara, bukan pasangan sesama jenis.
Setelah postingan si ibu tersebut viral, bak Guntur disiang bolong. Si kakak dari salah satu mereka hampir dipecat dari pekerjaannya, dan sang adik menjadi malu turun kuliah. Ibunya bahkan jatuh sakit karena melihat pemberitaan 2 anaknya seperti itu.

Bayangkan? Betapa jahatnya kita jika bila media sosial kita gunakan untuk membagikan cerita yang belum tentu benar.

Semoga semua ini bisa menjadi pembelajaran.

Janganlah kita menjadi slah satu dari manusia yang gegabah dalam menulis sesuatu di media sosial.

Kita sudah disuguhkan hiburan dan platform menarik, mendapatkan kemudahan dalam berkomunikasi, dimana hal ini tidak dinikmatio oleh ornag-orang zaman dulu.

Mari gunakan dengan bijak.

Comments

Popular posts from this blog

Ingin mengenal PMII ? Simak Fakta Menarik Berikut Ini

Suka Nongkrong? 7 Tempat Hits Ini Bisa Jadi Referensi Kamu

6 Selebgram Ini Jadi Idola Pengguna Instagram Masa Kini, Yuk Intip Kisahnya!